Siswa kelas 10 hingga 12 menampilkan seni dan kreativitas, tetapi juga menjadi wujud nyata penerapan nilai-nilai budaya Jawa dalam kehidupan sehari-hari siswa,Rabu (16/10).
PEMBURUNEWS.COM,KOTA PEKALONGAN – Pada hari Rabu 16 Oktober 2024 yang cerah di SMAN 3 Kota Pekalongan, riuh rendah semangat siswa kelas 10 hingga 12 begitu terasa. Mereka sibuk mempersiapkan karya-karya terbaik untuk dipamerkan dalam kegiatan Ghasta Fest, bagian dari program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Acara ini tidak hanya menampilkan seni dan kreativitas, tetapi juga menjadi wujud nyata penerapan nilai-nilai budaya Jawa dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Ketua Sekolah Adipangastuti SMAN 3 Kota Pekalongan, Syam Bintoro Aji, menjelaskan bahwa Ghasta Fest merupakan salah satu manifestasi dari Kurikulum Merdeka yang diimplementasikan melalui program P5.
“Kegiatan ini melibatkan semua siswa, dari kelas 10, 11, hingga 12, dengan berbagai proyek yang berbeda. Kelas 10 menampilkan karya buku, puisi, dan geguritan hasil karya mereka sendiri. Kelas 11 menampilkan poster dan kata-kata mutiara yang dibingkai, sementara kelas 12 menggelar pementasan drama,” jelasnya, Rabu 16 Oktober 2024.
Selain sebagai ajang kreativitas, acara ini juga menggambarkan upaya sekolah dalam membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Hasta Laku, delapan karakter luhur budaya Jawa seperti gotong royong, tepa selira, dan tanggung jawab.
“Nilai-nilai ini kami integrasikan dalam setiap proyek yang dilakukan siswa. Khususnya pada kelas 12, mereka lebih banyak terlibat dalam seni budaya dan bahasa Jawa,” tambah Syam Bintoro Ajiyang juga sebagi guru bahasa Jawa.
Yang membuat acara ini semakin istimewa adalah kehadiran berbagai pihak yang turut mendukung, mulai dari komite sekolah, perwakilan Dinas Sosial, hingga tamu undangan dari Solo. Salah satu tamu undangan tersebut adalah LB-PAR, lembaga yang mendampingi program sekolah Adipangastuti dalam pengembangan karakter siswa melalui nilai-nilai Hasta Laku.
Tidak hanya itu, program ini juga mendapatkan dukungan finansial dari sekolah melalui Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), sementara untuk beberapa kebutuhan pementasan, siswa dan komite sekolah ikut berkontribusi.
“Kami ingin memastikan setiap siswa bisa mengekspresikan diri dengan maksimal dan memetik pembelajaran dari setiap proyek yang mereka kerjakan,” ungkap syam bintoro Aji.
Sementara itu, Danu Pratama Wiratmoyo, siswa kelas 12 yang juga Ketua Ghasta Fest, mengungkapkan bahwa acara ini merupakan bentuk penggabungan antara nilai-nilai luhur budaya Jawa dengan kreativitas siswa.
“Kami menerapkan budaya gotong royong dalam persiapan acara ini, mulai dari koordinasi antar kelas hingga pelaksanaan kegiatan. Setiap kelas menampilkan karya yang berbeda dan unik, dengan drama sebagai puncak acara,” katanya.
Menurut Danu, Ghasta Fest telah menjadi tradisi di SMAN 3 Kota Pekalongan dan selalu ditunggu-tunggu oleh siswa setiap tahunnya.
“Ini adalah kesempatan bagi kami untuk menunjukkan kreativitas sekaligus menjaga warisan budaya Jawa melalui proyek-proyek yang kami buat,” tambahnya dengan penuh antusias.
Acara ini juga menjadi kesempatan bagi siswa untuk belajar bekerja sama dan saling mendukung, bukan hanya untuk mencapai hasil terbaik, tetapi juga untuk memupuk rasa kebersamaan dan tanggung jawab.
Dengan dukungan penuh dari sekolah dan komite, Ghasta Fest tahun ini berhasil menjadi ajang yang tak hanya memuaskan secara akademis, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan kultural para peserta.
Dengan keberhasilan Ghasta Fest tahun ini juga di luncurkan sekolah Siaga kependudukan, Sekolah Adipangastuti, Sekolah berintegritas dan Sekolah PIK-R ( Pusat Informasi dan konseling Remaja).
SMAN 3 Kota Pekalongan semakin memperkuat komitmennya dalam memadukan pendidikan dengan nilai-nilai budaya lokal, serta membentuk generasi muda yang kreatif, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
“Ini adalah kesempatan bagi kami untuk menunjukkan kreativitas sekaligus menjaga warisan budaya Jawa melalui proyek-proyek yang kami buat,” tambahnya dengan penuh antusias.
Acara ini juga menjadi kesempatan bagi siswa untuk belajar bekerja sama dan saling mendukung, bukan hanya untuk mencapai hasil terbaik, tetapi juga untuk memupuk rasa kebersamaan dan tanggung jawab.
Dengan dukungan penuh dari sekolah dan komite, Ghasta Fest tahun ini berhasil menjadi ajang yang tak hanya memuaskan secara akademis, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan kultural para peserta.
Dengan keberhasilan Ghasta Fest tahun ini juga di luncurkan sekolah Siaga kependudukan, Sekolah Adipangastuti, Sekolah berintegritas dan Sekolah PIK-R ( Pusat Informasi dan konseling Remaja).
SMAN 3 Kota Pekalongan semakin memperkuat komitmennya dalam memadukan pendidikan dengan nilai-nilai budaya lokal, serta membentuk generasi muda yang kreatif, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.